Mengintip di balik layar salah satu stadion terbesar dan paling bersejarah di Asia Tenggara, Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Dibalik gempita sorak penonton dan keringat para atlet, tersimpan deretan fakta unik yang mungkin belum pernah Anda dengar sebelumnya tentang Stadion GBK. Menelusuri jejak perjalananya akan membawa kita pada petualangan yang mengejutkan.
Tuan rumah Asian Games 2018, GBK telah melalui banyak transformasi dan peristiwa penting. Namun demikian, ada lebih banyak lagi cerita yang belum terungkap tentang stadion ini. Bersama Naba Transport, mari kita gali 8 fakta menarik dari Stadion Gelora Bung Karno yang mungkin akan membuat Anda terkejut!
1. Pembangunan Hanya Memakan Waktu 2 Tahun
Pembangunan Stadion Gelora Bung Karno (GBK) dimulai pada 8 Februari 1960 sebagai bagian dari mega proyek ambisius Presiden Soekarno. Dalam waktu hanya dua tahun, stadion terbesar di Indonesia ini berhasil diselesaikan pada tanggal 21 Juli 1962, tepat sebulan sebelum menjadi venue Asian Games 1962. Dibangun dengan tujuan untuk menjadi venue Asian Games 1962, GBK tidak hanya berhasil menyelesaikan konstruksi tepat waktu, tetapi juga berhasil menyelenggarakan acara olahraga internasional skala besar tersebut dengan sukses. Sejak saat itu, GBK telah menjadi saksi bisu berbagai peristiwa penting dalam sejarah olahraga dan budaya Indonesia.
2. Dibantu Oleh Unisoviet
Sejarah pembangunan Stadion GBK juga tidak terlepas dari dukungan internasional, mengingat kondisi ekonomi Indonesia saat itu masih belum stabil pasca Proklamasi Kemerdekaan. Hubungan baik antara Presiden Soekarno dan Uni Soviet memainkan peran penting dalam realisasi proyek ini. Uni Soviet memberikan kredit lunak sebesar 12,5 juta dolar Amerika untuk mendukung pembangunan GBK pada tahun 1958. Selain bantuan finansial, Uni Soviet juga mengirimkan beberapa arsitek terkemuka dan alat berat untuk membantu proses konstruksi stadion ini hingga selesai.
3. Desain Artitektur Unik
Desain unik atap Stadion Gelora Bung Karno (GBK) merupakan bukti nyata dari visi inovatif dan berani Presiden Soekarno. Dengan konsep atap temu gelang yang melindungi penonton dari hujan dan panas matahari, GBK menjadi pionir dalam desain stadion pada masa itu. Meski dianggap tidak lazim, Soekarno tetap bertekad untuk mewujudkan desain ini demi menciptakan sesuatu yang luar biasa dan memukau.
Inspirasi untuk desain ini berasal dari Stadion Luzhniki di Moskow, sebuah refleksi dari hubungan dekat antara Indonesia dan Uni Soviet pada era Soekarno. Dengan kemiripan dalam bentuk atap pelindung tribun penonton yang bundar serta adanya lintasan atletik sekeliling lapangan sepak bola, kedua stadion ini menjadi simbol kerjasama internasional dalam bidang arsitektur olahraga. Desain inovatif ini menunjukkan betapa komitmen Soekarno dalam menghadirkan keunikan dan kemegahan bagi GBK sebagai monumen kebanggaan Indonesia.
4. Jadi Tonggak Perolahragaan Indonesia
Stadion Gelora Bung Karno (GBK) adalah simbol penting dalam sejarah Indonesia, terutama bagi pendiri negara ini, Presiden Soekarno. Pada pembukaan Asian Games ke-4 tahun 1962, Soekarno menggambarkan GBK sebagai tonggak sejarah penting bagi bangsa dalam bidang olahraga dan nation and character building. Hal ini menunjukkan bagaimana olahraga bisa menjadi jembatan untuk mempererat hubungan dengan negara-negara lain.
GBK Jakarta menjadi venue bagi berbagai pertandingan dan acara olahraga penting, baik tingkat nasional maupun internasional. Dengan kapasitas besar yang dapat menampung puluhan ribu penonton, GBK telah menjadi saksi bisu berbagai momen ikonik dalam sejarah olahraga Indonesia. Mulai dari Asian Games 1962 hingga Piala Dunia U-20 FIFA 2021. Stadion ini telah menjadi rumah bagi atlet-atlet terbaik Indonesia dan dunia. Dengan fasilitas lengkap dan standar internasional, GBK tidak hanya berfungsi sebagai tempat pertandingan, tetapi juga sebagai pusat pengembangan dan promosi olahraga di Indonesia.
5. Sempat Berganti Nama
Ikon kemegahan olahraga di Jakarta ini pernah mengalami perubahan nama menjadi Stadion Utama Senayan selama era Orde Baru. Penggantian nama ini merupakan bagian dari kebijakan de-Soekarnoisasi yang terjadi pada masa itu, sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan Presiden No. 4 tahun 1984. Namun, dengan bangkitnya era reformasi pasca tahun 1998, presiden Abdurrahman Wahid mengembalikan nama asli stadion ini melalui Surat Keputusan Presiden No. 7 tahun 2001. Saat ini, tempat ini tetap dikenal sebagai Stadion Utama Gelora Bung Karno. Kompleks tersebut juga kini menampung berbagai fasilitas olahraga lainnya seperti lapangan tenis, baseball, stadion akuatik dan Istora Senayan.
6. Penurunan Kapasitas Pasca Renovasi
Pada awal pembangunan, Stadion GBK memiliki kapasitas penonton sebanyak 110.000 orang. Namun, kapasitas ini mengalami penurunan menjadi 88.083 orang setelah renovasi untuk Piala Asia 2007. Kapasitas Stadion GBK Jakarta juga kembali berkurang usai renovasi menjelang Asian Games 2018. Renovasi tersebut meliputi penggantian bangku panjang kayu dengan kursi tunggal, sehingga stadion ini menjadi all-seater sesuai standar internasional. Selain itu, sistem pencahayaan ditingkatkan dan panel surya dipasang di atap stadion. Saat ini, GBK memiliki kapasitas resmi sebanyak 77.193 penonton, menjadikannya sebagai stadion terbesar di Indonesia dan termasuk dalam daftar stadion terbesar ke-28 di dunia.
7. Jadi Lokasi Konser Andalan
Tidak hanya menjadi pusat olahraga di Jakarta, tetapi juga menjadi venue utama untuk konser musik nasional ataupun internasional. Berbagai musisi dan grup terkenal seperti One Direction, Ed Sheeran, dan BLACKPINK telah menggelar konser mereka di stadion ini. Selain itu, GBK juga menjadi tuan rumah untuk festival musik K-Pop besar seperti Music Bank.
Kapasitas besar stadion ini yang dapat menampung hingga 78 ribu penonton menjadikannya tempat yang ideal untuk acara skala besar. Pada tanggal 15 November 2023, GBK Jakarta akan kembali dipakai sebagai venue konser Coldplay, sebuah event yang sangat ditunggu oleh banyak penggemar di Indonesia. Hari ini juga Stadion GBK akan menjadi tuan rumah SM Town, sebuah konser besar dari berbagai artis populer Korea Selatan.
8. Pernah Ada Pertunjukan Gladiator
Pada 17 September 1968, Stadion Gelora Bung Karno (GBK) menjadi saksi bisu pertunjukan yang sangat ekstrem dan tidak biasa. Seorang pria bernama Bandot Lahardo bertanding dalam pertunjukan gladiator, sebuah jenis hiburan populer di Romawi Kuno yang melibatkan manusia bertarung sampai mati melawan manusia lain atau hewan buas. Dalam kasus ini, Bandot seharusnya bertarung sampai mati melawan singa.
Pertunjukan tersebut menarik perhatian publik yang besar pada saat itu. Sekitar 100 ribu orang memadati stadion untuk menyaksikan pertunjukan ini, termasuk Menteri Luar Negeri Indonesia saat itu, Adam Malik. Namun, meskipun antusiasme penonton sangat tinggi, singa tersebut menolak untuk bertarung dengan Bandot.
Akhirnya singa diganti dengan banteng dan pertunjukan berlanjut. Dalam pertempuran yang berlangsung sengit tersebut, Bandot mengalami luka di bagian dadanya akibat tanduk banteng. Perlu dicatat bahwa tipe hiburan semacam ini sekarang dianggap tidak etis dan kejam terhadap hewan serta berbahaya bagi manusia. Sejak itu, jenis-jenis acara seperti ini sudah tidak lagi digelar di GBK atau tempat lainnya di Indonesia.
Fasilitas modern dan kapasitas besar stadion ini menjadikan GBK Jakarta tempat yang ideal untuk berbagai acara skala besar. Mulai dari pertandingan sepak bola yang mendebarkan hingga konser musik internasional yang memukau, GBK telah menjadi bagian integral dari kehidupan budaya dan sosial masyarakat Indonesia.
Berencana mengunjungi Stadion Gelora Bung Karno atau sekadar jalan-jalan di Jakarta Pusat? Naba Transport siap memenuhi kebutuhan transportasi Anda di Jakarta.
Kami menawarkan berbagai pilihan kendaraan mulai dari City Car seperti Ayla yang cocok untuk perjalanan singkat dalam kota, hingga kendaraan Luxury seperti Fortuner untuk pengalaman berkendara yang lebih nyaman dan mewah. Dengan layanan sewa kami, Anda bisa bebas menjelajahi Jakarta tanpa harus khawatir tentang transportasi. Hubungi kami sekarang juga untuk informasi lebih lanjut atau reservasi!