Isra Mi’raj adalah peristiwa monumental dalam sejarah Islam yang merayakan perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Yerusalem, dan kemudian ke Sidratul Muntaha. Peringatan Isra Mi’raj 2024 ini jatuh pada tanggal 8 Februari mendatang. Sebagai umat Muslim, memperingati hari ini tidak hanya mengingatkan kita tentang peristiwa penting ini, tetapi juga memberikan peluang untuk berintrospeksi dan meningkatkan ibadah kita.
Di artikel ini, Naba Transport akan membahas keutamaan dan amalan yang dapat dilakukan umat Muslim dalam rangka Isra Mi’raj. Dalam memperingati peristiwa ini, ada banyak cara yang dapat kita lakukan untuk merenungkan makna dan hikmah dari perjalanan Nabi Muhammad SAW ini. Dari memahami pentingnya shalat lima waktu yang diturunkan pada malam itu, sampai pada menghargai nilai-nilai ketauhidan dan keimanan dalam perjalanan suci ini. Mari bersama-sama jelajahi lebih lanjut tentang keutamaan dan amalan Isra Mi’raj yang dapat kita lakukan.
Sejarah Peristiwa Isra Miraj
Memahami peristiwa Isra Mi’raj memang memerlukan pengetahuan mendalam tentang dua peristiwa berbeda yang menjadi satu kesatuan. Peistiwa pertama adalah “Isra” (perjalanan malam) yang merujuk pada perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjid Al-Aqsha di Yerusalem. Ini adalah perjalanan fisik yang melibatkan perpindahan dari satu lokasi ke lokasi lain. Kemudian, “Mi’raj” (kenaikan) merujuk pada perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW dari Masjid Al-Aqsha ke Sidratul Muntaha yakni tempat beliau menerima wahyu tentang kewajiban salat dari Allah SWT. Peristiwa Mi’raj ini terjadi setelah perjalanan Isra, dimana Nabi Muhammad SAW ditemani oleh Malaikat Jibril dalam perjalanannya untuk bertemu dengan Allah SWT dan menerima wahyu secara langsung.
Ada berbagai pendapat tentang bagaimana peristiwa ini terjadi. Pendapat pertama menyatakan bahwa Isra Mi’raj dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam keadaan sadar (jasad dan ruhnya). Hal ini berarti bahwa perjalanan tersebut adalah peristiwa fisik dan spiritual yang sebenarnya. Pendapat kedua menyatakan bahwa perjalanan ini adalah pengalaman spiritual atau mimpi. Ini berarti bahwa peristiwa tersebut lebih bersifat simbolis dan metafisik. Dan, pendapat yang ketiga adalah kombinasi dari dua pendapat sebelumnya, yaitu bahwa perjalanan Isra adalah peristiwa fisik, sementara perjalanan Mi’raj adalah peristiwa spiritual atau mimpi.
Keutamaan Peristiwa Isra Mi’raj
- Peristiwa Isra Mi’raj menandai momen penting ketika kewajiban melaksanakan salat lima waktu sehari diberikan langsung oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, tanpa melalui perantara Malaikat Jibril.
- Isra Mi’raj juga menunjukkan betapa pentingnya Masjidil Aqsha bagi umat Islam. Dalam perjalanan Isra, Nabi Muhammad SAW mengunjungi masjid ini yang terletak di Palestina sebelum melanjutkan perjalanan suci ke Sidratul Muntaha.
- Selama peristiwa Isra Mi’raj, Nabi Muhammad SAW bertindak sebagai imam dalam salat, memimpin para nabi sebelumnya. Ini menunjukkan posisi beliau sebagai pemimpin dan teladan bagi umat Islam.
Amalan Malam Isra Mi’raj
Meskipun beberapa ulama berpendapat bahwa tidak ada bukti kuat yang mendukung amalan Isra Mi’raj secara khusus. Akan tetapi, umat Islam masih dapat melakukan berbagai ibadah yang tetap dianggap sebagai perbuatan baik. Beberapa contoh amalan tersebut termasuk:
1. Perbanyak Istigfar
Peringatan Isra Mi’raj berlangsung pada bulan Rajab, yang sering dikenal sebagai bulan istigfar. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk lebih sering membaca istigfar selama bulan ini. Bulan Rajab dianggap sebagai waktu yang tepat untuk intensif berzikir mengingat Allah SWT. Salah satunya adalah dengan membaca sayyidul istighfar berikut:
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ وَأَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَعْتَرِفُ بِذُنُوبِي فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
Artinya: “Ya Allah, Engkaulah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau sudah menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan berusaha selalu taat kepada-Mu, sekuat tenagaku Ya Allah. Aku berlindung kepada-Mu, dari keburukan yang kuperbuat. Kuakui segala nikmat yang Engkau berikan padaku, dan kuakui pula keburukan-keburukan dan dosa-dosaku. Maka ampunilah aku ya Allah. Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau.”
2. Puasa Sunnah
Amalan berikutnya yang bisa diterapkan adalah melaksanakan puasa sunnah, seperti puasa Ayyamul Bidh, puasa Senin-Kamis, dan jenis puasa lainnya. Umat Islam bisa juga memutuskan untuk berpuasa selama bulan Rajab sebagai bagian dari amalan Isra Mi’raj. Beberapa ulama merujuk puasa Rajab ini sebagai puasa sunnah. Ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dari Anas bin Malik, di mana Nabi Muhammad SAW berkata:
إن في الجنة نهرا يقال له رجب أشد بياضا من اللبن و أحلى من العسل من صام من رجب يوما سقاه الله من ذلك النهر
Artinya: “Sesungguhnya di Surga ada suatu sungai bernama ‘rajab’, warnanya lebih putih dari susu, rasanya lebih manis dari madu. Barang siapa berpuasa sehari dalam bulan Rajab, akan diberi minum oleh Allah dari sungai itu.” (HR Bukhari Muslim)
3. Shalat Sunnah
Seperti yang telah diulas sebelumnya, Isra Mi’raj adalah peristiwa di mana Allah SWT memberikan perintah kepada umat Nabi Muhammad SAW untuk menjalankan salat wajib. Selain melaksanakan salat wajib, amalan lain yang bisa dilakukan adalah meningkatkan frekuensi salat sunah sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ada berbagai pilihan salat sunah yang dapat memberikan banyak pahala, seperti shalat qobliyah ba’diyah, shalat duha, hingga shalat malam, seperti tahajud. Jadi, mari manfaatkan waktu ini untuk memperbanyak ibadah.
4. Mengunjungi Kajian Religi
Amalan lain yang bisa dilakukan untuk memperingati Isra Mi’raj adalah dengan menghadiri dan mendengarkan kajian agama. Mengikuti kajian, baik di masjid ataupun melalui platform online, dapat memberikan kita wawasan dan pemahaman yang lebih mendalam tentang peristiwa ini. Kajian juga sering kali memberikan ruang untuk refleksi dan evaluasi diri, yang dapat membuka kesempatan untuk belajar, dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.
Salah satu kajian peringatan Isra Mi’raj yang dapat Anda kunjungi adalah kajian bertajuk “Jalan Cinta Menuju Cahaya” bersama Ustadzah Halimah Alaydrus. Aktivitas kajian ini akan di selenggarakan pada 8 Februari 2024 yang bertepatan dengan tanggal 27 Rajab yakni saat dimana peristiwa Isra Mi’raj ini terjadi. Rencananya, kajian tersebut akan dilaksanakan di salah satu masjid besar di Jakarta yaitu Masjid Agung At-Tin yang berlokasi di Taman Mini Indonesia Indah.
Anda bisa niatkan perjalanan kajian ke Masjid At-Tin mulai sekarang. Ajak juga teman, keluarga, ataupun saudara untuk bersama-sama mencari ilmu dan keberkahan dari peristiwa ini. Tak perlu khawatir soal transportasi karena Naba Transport menyediakan layanan rental mobil Jakarta yang siap mengantarkan Anda ke lokasi kajian. Apalagi Naba Transport memiliki berbagai opsi kendaraan yang bisa Andapilih dan sesuaikan denan kebutuhan transportasi Anda.
Gunakan juga layanan sewa yang sudah termasuk dengan supir profesional untuk kenyamanan perjalanan lebih maksimal. Dengan driver yang profesional Anda akan diantarkan ke lokasi kajian tanpa perlu khawatir akan terlambat. Driver kami akan memastikan Anda sampai sebelum pukul 07.00 WIB dimana waktu kajian dimulai. Selain mengunjungi kajian Ustadzah Halimah Alaydrus, Anda juga bisa mencari-cari informasi kajian pedakwah lainnya untuk dapat mengisi waktu liburan di hari peringatan Isra Mi’raj.
Penutup
Sebagian umat Islam memilih untuk menghabiskan malam Isra Mi’raj dengan beribadah dan berdoa. Ada juga yang memilih untuk mengadakan atau mengunjungi acara khusus, seperti mengikuti ceramah atau kajian agama. Namun, sebagian lainnya berpendapat bahwa tidak ada ibadah khusus yang disyariatkan dalam Islam untuk malam Isra Mi’raj, sehingga mereka memilih untuk menjalankan ibadah seperti biasa.
Hal ini menunjukkan bahwa setiap umat Islam memiliki kebebasan untuk memperingati Isra Mi’raj sesuai dengan pemahaman dan keyakinan mereka masing-masing. Selama itu tidak bertentangan dengan ajaran Islam, mengamalkan amalan di atas tidak ada salahnya. Ini adalah contoh indah dari bagaimana Islam menghargai keragaman dan kebebasan individu dalam menjalankan ibadah mereka.